Kamis, 22 Desember 2011

Ragam Jenis Pakan Cupang Hias

Ragam Jenis Pakan Cupang Hias

Bagi makhluk hidup, pakan merupakan syarat untuk hidup, tak terkecuali cupang. Pakan digunakan untuk menghasilkan energi. Dengan energi itulah tubuh dapat melakukan metabolisme dan bergerak. Tanpa energi, organ tubuh tidak dapat begerak dan berfungsi. Selain sebagai penghasil energi, pakan berfungsi untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak. Dengan begitu, bagian tubuh yang terluka bisa sembuh kembali.

Pakan yang dapat diberikan pada cupang ada dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Di antara kedua jenis pakan tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan.


Pakan Alami
Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.

Jentik nyamuk

Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10—25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5—6 hari.

Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2—3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2—3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.
Pengambilan di alam

Pengambilan jentik nyamuk di alam dilakukan dengan menggunakan serok dari bahan kain kasa halus. Serok yang digunakan berbentuk kerucut berdiameter 15 cm dengan tinggi kain sekitar 30 cm.

Hasil penyerokan sebaiknya tidak langsung diberikan pada ikan. Hal tersebut disebabkan hasil tangkapan masih kotor dan di antara populasi cuk tersebut terdapat ulat kecil berwana kelabu atau hitam. Jika termakan, ulat kecil tersebut masih sulit dicerna oleh anakan ikan sehingga ikan akan sulit membuang kotorannya. Akibatnya, perut anak ikan akan membesar dan terserang penyakit perut kembung (hydrop’s). Penyakit ini sangat sulit diobati dan ikan yang terserang akan mati hanya dalam waktu satu minggu. Oleh sebab itu, jentik nyamuk harus dibersihkan dulu sebelum diberikan pada ikan.

Pembersihan larva nyamuk dapat dilakukan dengan cara berikut. Pertama, siapkan wadah berisi air yang sudah dibubuhi antibiotika berbahan aktif tetrametil para amino trifenil seperti Gold100 atau Blitz Icth. Berikan antibiotika tersebut dengan dosis satu tetes untuk 6—8 liter air. Tuang jentik nyamuk dalam serok berlubang lebih besar ke dalam wadah penampungan. Selain berfungsi untuk memisahkan jentik nyamuk dengan kotoran, perlakuan tersebut berfungsi untuk membunuh bakteri icth yang mungkin terbawa bersama jentik nyamuk.
 
Teknik pengulturan

Pengulturan larva nyamuk paling mudah dilakukan karena dapat menggunakan wadah apa pun asalkan dapat menampung air. Untuk mengulturkan larva nyamuk sejumlah pakan untuk sepuluh ekor ikan cupang membutuhkan wadah berukuran minimal 50 cm x 50 cm. Media hidup larva nyamuk dapat menggunakan air limbah dapur bekas mencuci piring yang mengandung nasi atau sampah sisa sayuran. Namun, air limbah dapur tersebut hendaknya tidak mengandung banyak sabun dan minyak.

Adapun tahap pengulturan jentik nyamuk dilakukan sebagai berikut.

1)            Bersihkan dan saring air limbah dapur dengan serokan dan masukkan ke dalam wadah pengulturan.

2)            Letakkan wadah pengulturan tersebut di tempat teduh dan biarkan selama satu minggu hingga terlihat larva nyamuk di dalamnya.

3)            Panen larva nyamuk tersebut dengan serokan kecil berdiameter 10 cm yang terbuat dari kain perca (kain berlubang halus).

4)            Buang kepompong nyamuk jika jumlahnya di permukaan air sudah terlalu banyak.

5)            Tambahkan air limbah yang baru jika air media terlihat menyusut jumlahnya.

Sumber foto: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/18/Mosquito_larva.jpg

Kutu air

Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2—0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.

Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7—30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.



Pengambilan di alam

Pengambilan kutu air di alam dilakukan dengan menggunakan serokan dari bahan kain kasa. Serokan yang digunakan berdiameter 20—30 cm dengan tinggi kain 10—15 cm.

Kutu air yang baru diambil di alam selanjutnya ditampung dalam wadah berisi air yang sebelumnya telah dibubuhi antibiotika. Pemberian antibiotika merupakan langkah pencegahan terhadap serangan bakteri Saprolegnia sp. dan serangan jamur Icthtyopthyrius multifilliis yang terbawa bersama kutu air.

Setelah dibersihkan, kutu air harus dipisahkan terlebih dulu dari jasad renik lainnya. Adapun jasad renik lain tersebut adakalanya berbentuk seperti kutu air, tetapi tidak layak dikonsumsi oleh ikan. Cara memisahkan kutu air tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.

Pertama, tutup setengah bagian permukaan air dengan daun pisang kering. Setelah tiga jam, ganti daun pisang tersebut dengan daun pisang kering yang baru. Biasanya, jasad renik yang tidak layak konsumsi akan melekat pada daun pisang kering. Setelah 2—3 kali penggantian daun pisang kering, semua kutu air yang berada di kolom dan permukaan air dapat dikonsumsi oleh ikan. Lakukan pengambilan dengan serokan secara perlahan dan berikan pada ikan atau tempatkan pada wadah lain.

 
Teknik pengulturan

Pengulturan kutu air membutuhkan wadah kultur berupa bak semen dengan ukuran minimal 50 cm x 50 cm x 30 cm. Wadah kultur tersebut harus ditempatkan di tempat yang teduh. Media kultur yang digunakan berupa air yang telah dicampur dengan kotoran ayam. Adapun langkah pengulturan kutu air dilakukan sebagai berikut.

1)            Masukkan air ke dalam wadah hingga setinggi 15—20 cm atau setengah bagian tinggi bak semen.

2)            Taburkan dan campurkan tiga sendok makan kotoran ayam kering ke dalam air dalam wadah kultur sehingga terbentuk air media kultur. Biarkan hingga tiga hari.

3)            Siapkan bibit kutu air dari alam sebanyak 250 g dan masukkan ke dalam kantong plastik.

4)            Masukkan bibit kutu air tersebut ke dalam air media.

5)            Tutup rapat bagian atas wadah adar suasana di dalamnya menjadi gelap dan biarkan selama satu minggu.

6)            Setelah satu minggu, lakukan pemanenan secara perlahan. Usahakan agar air media tidak teraduk saat panen sehingga mengakibatkan kematian pada kutu air.

7)            Tutup kembali wadah agar tidak terkena sinar matahari langsung.

8)            Lakukan peremajaan sebulan sekali dengan jalan mengganti air media, menambahkan kotoran ayam, dan memasukkan kutu air yang baru. Adapun langkahnya sama dengan langkah 1—7. 


Sumber foto: http://www.appslabs.com.au/images/Daphnia%20with%20eggs%201.jpg

Cacing sutera

Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5—1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.

Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.

 
Pengambilan di alam

Dibandingkan dengan pengambilan jentik nyamuk, pengambilan cacing sutera relatif lebih sulit dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena cacing bercampur dengan lumpur. Pengambilan cacing dilakukan dengan serokan dari kain kasa halus berdiameter 30 cm dan tinggi kain 20 cm. Oleh sebab harus mengangkat cacing yang bercampur dengan lumpur, rangka serokan yang digunakan harus kuat.

Adapun proses pengambilan cacing sutera dapat dilakukan dengan cara berikut.

1)            Masukkan lumpur serta sampah-sampah kecil yang menjadi tempat melekatnya cacing sutera ke dalam serokan.

2)            Masukkan serokan berisi lumpur dan sampah tersebut pada air mengalir.

3)            Ayak dan aduk lumpur dalam serokan hingga cacing terbebas dari lumpur dan lumpur ke luar dari dalam serokan.

4)            Buang sampah yang masih berada dalam serokan.

5)            Angkat serokan dan biarkan airnya menetes hingga tersisa gumpalan cacing sutera.

6)            Masukkan gumpalan cacing sutera ke dalam wadah berisi air bersih dan tutup rapat selama tiga jam. Setelah tiga jam, cacing sutera menggumpal di pinggir wadah sehingga mudah dipanen.
Teknik pengulturan
Pengulturan cacing sutera agak rumit dibandingkan pengulturan jenis pakan alami lainnya. Hal ini disebabkan kultur dilakukan di alam, misalnya di dekat sungai atau di selokan. Wadah kultur dapat berupa kolam tanah dengan panjang minimal 5 m, lebar 50 cm, dan kedalaman 30 cm. Pada kolam perlu dibuat pintu air masuk (inlet) dan pintu air keluar (outlet). Pada kedua pintu air tersebut dipasang kawat kasa untuk menyaring kotoran agar tidak masuk ke dalam kolam. Selanjutnya, alirkan air sungai ke dalam kolam tanpa harus menebarkan bibit cacing sutera. Setelah satu bulan, cacing sutera sudah dapat dipanen. Perlu diingat, kultur cacing sutera sangat tergantung dari kualitas sumber airnya. Jika sungai tercemar limbah beracun, cacing sutera akan mati.


Sumber foto: http://indo-data.com/pdimage/99/741799_cacing.jpg

1 komentar:

  1. How to Get From Harrah's Atlantic City to Harrah's Resort
    Harrah's Resort Atlantic 계룡 출장샵 City is a massive hotel that's 통영 출장샵 open 24/7. 통영 출장샵 The casino has over 2,500 slots and 25 table 춘천 출장마사지 games. The hotel has 양산 출장샵 a

    BalasHapus