Sabtu, 31 Desember 2011

ASAL MULA IKAN CUPANG


Ikan cupang sangat banyak di gemari oleh kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa.Namun begitu indahnya Ikan cupang memiliki aneka ragam warna dan jenis yang penuh pesona. Selain mudah berkembang biak, jenis ikan yang hidup di rawa ini, juga memiliki peluang bisnis yang lumayan bagus.
Orang tak akan menyangka jika ikan sekecil cupang ada yang dihargai sampai jutaan rupiah. Begitu kuatnya gigitan bagan berwarna biru ini sehingga sirip lawan nya terbetot lepas putus pukulan telak pada insang luar disusul gigitan kuat merobek sirip bawah, sekaligus mengakhiri pertempuran sengit dua bagan yang bertempur lebih dari dua jam.
Bagan adalah salah satu jenis ikan cupang tipe petarung. Jenis ini yang paling banyak di arena adu cupang.
Nama bagan diambil dari nama Kota Bagan Siapi Api di Sumatera Utara, karena memang cupang ini berasal dari sana. Tidak semua cupang ganas dan suka bertempur. jenis Halfmoon, anda bisa terpesona. Kemampuan sirip bisa mengembang hingga seratus delapan puluh derajat.
Cupang adalah jenis ikan tropis yang hidup di rawa – rawa. Paling besar ukuran hanya lima centi meter. Ada dua jenis ikan cupang. Cupang kelas kontes atau cupang hias dan cupang adu.
Cupang hias, jenis nya macam- macam sesuai dengan bentuk-nya.Contohnya cupang hias jenis serit. Cirinya sirip bergerigi dan menjuntai panjang mirip sisir.
Cupang ini berasal dari perairan Indonesia. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah, bila kualitasnya ekspor. Dan yang mirip burung merak ini, adalah halfmoon, atau setengah bulan. Sirip nya bisa mengembang sampai setengah lingkaran.
Plakat bentuknya hampir sama dengan tipe petarung. Namun bila amarahnya terusik, tipe plakat ini akan mengembangkan siripnya hingga tegak melebihi 180 derajat. inilah yang membedakan dengan cupang petarung.
HALFMOON
Cupang ini yang mendatangkan banyak rejeki. Baik warna, sirip dan ekornya sangat memikat. Halfmoon adalah cupang asal Thailand. Kurun waktu sepuluh tahun ke belakang ikan ini merambah pasaran Indonesia.
Harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Biasanya ikan jenis sering menjadi ajang kontes.

Senin, 26 Desember 2011

Prospek ikan cupang hias di Purwokerto

Prospek ikan cupang hias di Purwokerto


oleh wongbanyumas

Ikan cupang sebagai ikan hias yang sangat populer dikalangan para pecinta ikan hias memiliki daya tarik tersendiri. Di pasaran terdapat dua jenis ikan cupang yakni cupang adu dan cupang hias. Varietas cupang hias dikenal dengan nama ilmiah betta splendens. Sedangkan cupang aduan ada berbagai macam varietas antara lain betta imbelis, betta rubra, betta unimacullata, dll. Ikan dari genus betta ini merupakan kerabat dekat gurami karena satu ordo yakni ordo labyrinth. Ikan cupang memiliki kemampuan untuk mengambil nafas langsung ke permukaan air. Hal ini berkat organ bernama labirin yang berada di insang ikan cupang.

Pada ikan cupang hias memiliki sirip dan ekor yang indah berwarna-warni. Cupang hias tidak harus berbuntut panjang sebab saat ini telah lahir strain baru yakni jenis plakat. Cupang jenis plakat sepintas mirip dengan cupang aduan namun memiliki bentuk tubuh yang lebih indah dan warna yang cemerlang. Cupang aduan secara general memiliki ciri fisik dengan bentuk tubuh yang kurang menarik dan biasanya berwarna gelap. Keindahan ikan cupang sudah sangat diakui oleh para pecinta ikan hias.

Salah satu bukti betapa besarnya pamor ikan ini adalah dengan dibentuknya IBC (international betta congress) yang merupakan komunitas pecinta ikan cupang di seluruh dunia. Ikan cupang sebagai hewan peliharaan tidak hanya di Indonesia melainkan sampai ke mancanegara. Padahal ikan cupang merupakan varietas asli yang berasal dari daerah tropis asia tenggara yang khususnya berasal dari Indonesia. Dahulu ikan cupang dari indonesia di introduksi ke luar negeri. Mereka melakukan perkawinan untuk menghasilkan varietas baru yang menjadi ikan cupang seperti sekarang ini. Negara yang kini menjadi eksportir cupang dunia antara lain Singapura, Thailand, Indonesia, Brunei, dan Malaysia.

Posisi Indonesia yang hanya menduduki peringkat ketiga agak dipertanyakan. Hal ini diakibatkan Indonesia memiliki kekayaan varietas yang lebih unggul jika dibandingkan dengan negara lain juga didukung dengan lingkungan yang merupakan habitat asli ikan cupang. Sayangnya di negeri ini budidaya ikan cupang hias masih dianggap sebelah mata. Berdasarkan data terakhir dari IBC, di Thailand setiap bulannya sebuah farm (peternakan) menghasilkan 10.000 ikan yang di ekspor ke luar negeri terutama Amerika dan Eropa. Jumlah farm di Thailand sendiri mencapai ribuan.

Ikan hias ini jika dikelola dan dibudidayakan dengan serius maka akan sangat menguntungkan. Akan tetapi untuk menghasilkan keuntungan yang besar kita juga membutuhkan modal yang cukup besar. Karena memang harga indukan berkualitas cukup mahal di pasaran.


Kelebihan yang dimiliki ikan cupang antara lain :
1. Merupakan ikan yang tidak mengenal musim kawin. Sehingga kapan saja dapat melakukan pembudidayaan.
2. Ikan cupang dikenal sebagai ikan yang tahan banting. Ikan ini sangat tahan terhadap berbagai penyakit yang menyerang. Selain itu ikan cupang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan kualitas air.
3. Varietas ikan hias memiliki warna yang banyak dan beraneka ragam jenis. Jika dilakukan perkawinan silang secara intensif akan menghasilkan keturunan yang sangat menarik.
4. Selain keindahan fisiknya ikan cupang juga memiliki sifat periang yang dapat dijadikan pelepas stress. Peluang dengan banyaknya kontes cupang hias di Purwokerto yang frekwensinya semakin intensif.
5. Pemasaran ikan yang sangat mudah dan digemari dari berbagai kalangan. Mulai dari orang tua sampai dengan anak-anak sekolah dasar.

Prospek ikan cupang sebagai ikan hias sangatlah besar setiap harinya permintaan ikan hias ini cukup signifikan. Penikmatnya tidak hanya dikalangan anak kecil seperti jaman dulu. Ikan cupang kini digemari banyak orang dari berbagai usia, golongan dan segala lapisan segmentasi masyarakat. Pemasarannya tergolong mudah karena permintaan akan ikan ini terus mengalir. Serta jenis cupang hias juga sangat banyak, mulai dari jenis slayer, serit (crown tail), halfmoon, double tail/cagak, sampai jenis plakat. Ikan cupang memiliki tempat tersendiri dikalangan pecinta ikan hias. Perlu diingat bahwa ikan ini tidak mengenal musim seperti ikan louhan, diskus, tetra, dll.

Krisis ekonomi seperti saat ini juga menuntut kita untuk memutar otak guna mencari penghasilan tambahan. Salah satu alternatifnya adalah dengan menjadi breeder ikan cupang. Pekerjaan ini mungkin terlihat remeh dan prospeknya kurang menjanjikan. Namun jika ini digarap dengan serius dan ketekunan, kita akan memperoleh hasil yang tidak mengecewakan.

Purwokerto yang merupakan daerah yang menjadi tempat transit penghubung antara jawa tengah dan jawa timur merupakan daerah yang cukup potensial dalam pengembangan ikan cupang. Maraknya kontes-kontes cupang hias yang dilaksanakan di kota ini mulai dirasakan akhir-akhir ini. Banyak anak-anak sampai kalangan orang tua turut berpartisipasi. Angka permintaan ikan cupang hias cukup tinggi. Dalam satu hari berdasarkan survey kami jumlah transaksi ikan yang dilaksanakan sampai dengan 1500 ekor per pekan.

Namun sayangnya dengan angka permintaan yang cukup besar masih belum bisa dipenuhi oleh para pedagang. Banyak permintaan ikan cupang hias tidak dapat dipenuhi di kota purwokerto. Salah satu penyebabnya adalah karena sebagian besar ikan yang beredar di Purwokerto berasal dari luar kota seperti pekalongan, cilacap, dan jakarta. Ikan cupang sendiri merupakan ikan hias yang sangat mudah dikembangbiakkan. Namun jumlah peternak ikan cupang hias di Purwokerto sangat sedikit dan kualitas ikan yang dihasilkan tidak seperti permintaan pasar.

Banyaknya pecinta (hobiis) ikan cupang di Purwokerto menjadi peluang yang cukup menjanjikan untuk dijadikan alternatif usaha. Selain mudah penjualannya ikan ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi terutama ikan yang berkualitas kontes. Bahkan memungkinkan untuk memasarkan barang ke luar kota. Mudahnya memperoleh pakan alami juga menjadi nilai tambah dalam usaha beternak ikan cupang hias. Karena semakin dekat dengan faktor produksi akan menambah nilai plus suatu usaha.

Perkembangan kota ini yang mulai menggeliat dengan aktifitas perekonomian yang sangat pesat menggambarkan terjadinya kenaikan taraf hidup penduduk. Pada dasarnya setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan yang beragam dari setiap orang harus dipenuhi dengan alat pemuas kebutuhan. Ikan cupang merupakan alat pemenuhan kebutuhan yang sifatnya sekunder. Melihat pada taraf ekonomi masyarakat di daerah Purwokerto yang sudah mapan dan tingkat pembangunan yang sangat pesat menyebabkan masyarakat letih. Keletihan masyarakat tersebut membutuhkan sarana relaksasi yakni hewan peliharaan. Berbeda dengan anjing maupun kucing yang memerlukan perlakuan sangat intensif. Ikan cupang merupakan ikan hias yang sangat toleran terhadap berbagai keadaan dan penyakit. Sehingga seringkali ikan cupang menjadi pilihan sebagai hewan kelangenan. Keindahan sirip dan ekornya dapat menjadi obat penghilang stress.

Dengan angka kebutuhan hidup yang rendah dan telah tertutupi dengan upah minimum regional. Maka biasanya apabila manusia telah memenuhi kebutuhan primernya yakni sandang, pangan, dan papan akan memenuhi kebutuhan lainnya. Ikan cupang kini menjadi salah satu barang yang menjadi alat pemenuhan kebutuhan tersebut. Tak hanya menjadi sebuah hobi, ikan cupang juga mulai beralih menjadi sebuah gaya hidup. Beberapa hobiis terutama dari etnis tionghoa sangat menggemari ikan ini. Ikan cupang sebagaimana ikan arwana maupun lohan dipercaya sebagai pembawa keberuntungan karena mendukung dalam feng shui.

Secara letak geografis kota Purwokerto terletak di kaki bukit Gunung Slamet. Posisi kota Purwokerto sebagai tempat pembudidayaan ikan hias cukup potensial. Salah satu daerah sentra penghasil ikan yakni di daerah Kecamatan Beji. Sayangnya ikan yang yang diproduksi adalah ikan konsumsi semacam lele, gurami, dan ikan mas. Keadaan tanah dan kondisi air sangat mendukung dalam usaha pembudidayaan ikan hias. Ikan cupang pada dasarnya hidup dalam lingkungan dengan suhu 27-33 derajat celsius serta dengan Ph air yakni antara 6,5-7,5 derajat. Keadaan kota Purwokerto mendukung kehidupan ikan cupang.

Melihat pada komposisi penduduk kota ini yang didominasi oleh pendatang, terutama mahasiswa. Tempat yang kami ajukan juga sangat potensial dikarenakan para pendatang tersebut memang menyukai hewan peliharaan. Berbeda dengan masyarakat kota Purwokerto asli yang kurang menyukai hewan peliharaan. Aktifitas perniagaan memang menjadi salah satu andalan kota ini disamping pariwisata alamnya yang terkenal. Dengan dibangunnya banyak pusat perdagangan menandakan geliat ekonomi warga yang sangat cepat dan tinggi. Tak heran jika kebutuhan sekunder dan tersier (mewah) mulai dicari warga untuk memenuhi kebutuhannya.

Keadaan yang demikian tidak dibarengi dengan jumlah pasoka ikan cupang hias yang berkualitas. Selama ini ikan cupang yang diperoleh berasal dari luar kota. Yang menjadi penyebabnya adalah karena para pedagang lebih menyukai untuk menjadi distributor saja. Alasannya karena perputaran uang lebih cepat. Dalam satu minggu arus perputaran uang dalam perdagangan ikan hias mencapai sepuluh juta rupiah. Padahal dengan bermodalkan kesabaran keuntungan yang akan di tangguk juga tidak sedikit. Oleh karena itulah kami berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut dengan memproduksi secara mandiri.

Trend cupang hias terbaru

Trend cupang hias terbaru













Trend cupang hias terbaru
(Artikel Ini dimuat di majalah Ikan Hias Indonesia Dfishes edisi 25 bulan November 2009
Oleh: Joty Atmadjaja
Cupang hias masih sangat banyak digemari oleh penghobby ikan hias. Selalu saja ada yang baru yang menarik minat penghobby untuk tetap memelihara cupang hias atau kembali lagi setelah sekian lama meninggalkannya. Cupang hias sangat indah dilihat dan sangat mudah untuk dipelihara. Harganyapun sangat terjangkau oleh para penghobby ikan hias. Maraknya kontes diberbagai kota di tanah air maupun di luar negeri, semakin mempopulerkan ikan ini. Memang benar kalau orang Betawi bilang cupang gak ada matinye.
Trend cupang berkembang tidak hanya pada warnanya seperti cupang dragon atau cupang naga, dan cupang alien, tetapi sekarang berkembang pula ukurannya. Cupang yang sangat besar yang disebut giant betta mulai memasuki aquarium-aquarium penghobby cupang hias. Cupang raksasa ini berukuran hampir dua kali lipat cupang biasa. Saking besarnya giant betta memerlukan perlakuan extra, baik dari wadah maupun pakannya. Satu lagi yang mulai menjadi perhatian masyarakat cupang dunia adalah cupang alam atau wild betta yang spesiesnya di Indonesia paling banyak dan masih banyak lagi yang belum diidentifikasikan.
Cupang Naga,
Dragon atau naga menjadi julukan untuk cupang yang bersisik mutiara menyelimuti seluruh tubuhnya hingga ke kepala. Warna sisik yang mengkilat, terlihat tebal dan menonjol disekujur tubuh membedakannya dari cupang hias biasa. Sangat atraktif dan terlihat menarik dengan kombinasi warna lain diseluruh siripnya. Warna sisik dan warna sirip membedakan penamaan cupang naga ini, seperti red dragon: cupang naga bersirip merah, yellow dragon: cupang naga bersirip kuning. Cupang naga mulai diperkenalkan di Aquarama tahun 2005 dan saat ini menjadi trend cupang hias di Indonesia.
Thailand memang selalu terdepan dalam menciptakan jenis-jenis cupang baru. Setelah revolusi warna metalik melalui warna copper pada tahun 2003, warna cupang semakin menarik dan sangat bervariasi. Tidak terbayangkan sebelumnya bahwa cupang akan memiliki sisik mutiara yang menonjol dan berkilauan. Setalah melalui beberapa persilangan lahirlah cupang yang bersisik mutiara elok sekujur tubuh dan kepala berwarna putih dan emas ketika pertama kali diperkenalkan. Mereka menamainya dragon betta atau cupang naga.
Cupang naga berkembang mulai dari munculnya warna metalik pada cupang melalui pesilangan cupang hias betta splendens dengan cupang alam betta mahachai, betta imbelis dan betta smaragdina, warna yang muncul pertama kali adalah warna copper diikuti dengan warna lain dengan intensitas warna metalik hingga ke kepala. Muncullah warna-warna solid metalik yang dinamakan blue mask, green mask, steel mask dll, Warna senada baik sisik badan, kepala maupun sirip-siripnya. Inilah generasi kedua warna metalik..disertai penyimpangannya yang memiliki warna-warna unik kombinasi. Perkembangan selanjutnya dari warna-warna unik kombinasi, muncul warna sisik putih dikepala yang menyerupai topeng dan memberikan kesan seram pada cupang tersebut. Diberilah nama monster.
Sisik putih metalik menyerupai mutiara tidak saja dimuka bahkan menyelimuti sekujur tubuh disertai warna sirip yang berbeda kontras memberikan warna kombinasi menarik. Warna putih mutiara memberikan imajinasi serupa sisik naga, maka dinamakanlah dragon. Sirip warna lain menandakan penamaan cupang naga, seperti red dragon, green dragon, balck dragon, white dragon yang dihasilkan melalui persilangan dengan warna-warna cupang hias lain yang sudah ada sebelumnya.
Cupang alien
Nama mahluk ruang angkasa menjadi inspirasi bagi penamaan cupang warna belang bentong metalik yang dapat berubah warna karena mutasi genetik marblenya yang kuat. Warna-warna alien sangat tidak terduga dan tidak bisa diturunkan secara persis sama. Karena keanehan dan ketidaktetapan warna tersebut dinamakanlah mahluk asing luar angkasa atau alien.
Gen marble sangat dominan dalam warna cupang ini, kombinasinya bisa dua warna atau lebih dengan corak yang tidak beraturan. Marble ditandai terutama dengan warna belang di kepala cupang (piebald). Marble yang baik campuran warnanya menyebar merata ditubuh dan sirip cupang yang bersangkutan.. Untuk membedakan diri dari marble biasa para peternak Thai muncul dengan nama-nama dagang sebagai trade mark sperti alien, armagedon dan koi yang kesemuanya merupakan cupang yang memiliki genetik marble.
Saat ini di Indonesia marble atau blangtong belum begitu banyak diperhatikan, hanya peternak Slipi pernah memperkenalkan serit blangtongnya pada akhir tahun 2008 dengan nama dagang Tiger untuk mencirikan belang belang warna tubuhnya.
Cupang Raksasa
Giant atau raksasa adalah cupang yang berukuran lebih dari normal, hingga mencapai 12 cm. Cupang raksasa ini terlihat sangat besar dengan bentuk tubuh yang tebal. Karena besarnya, terlihat cupang ini tidak seaktif cupang normal, namun tetap memiliki keagresivitasan sebagaimana layaknya cupang. Insang terbuka dengan gerakan siap menyerang selalu diperlihatkan ketika bertemu musuhnya. Sirip akan dinaikin seakan memperlihatkan kemarahannya. Keindahan cupang hias masih terlihat namun untuk cupang raksasa jenis halfmoon dan serit belum didapat bentuk sirip yang sekokoh cupang halfmoon dan serit yang normal.
Adalah Mr. Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Mr. Natee, peternak Thai pemilik Diamond Fish Farm yang pertama kali mengembangbiakan cupang raksasa pada tahun 1999. Mereka mendapatkan seekor cupang plakat yang memiliki panjang 4 inchi (10 cm) dikolam mereka dan memiliki ide untuk mengembangkan cupang tersebut. Mereka mencari indukan betina yang besar dari sekitar 300 an kolam mereka untuk pasangan si cupang plakat raksasa yang mereka miliki. Dengan tidak pantang menyerah mereka mengawin silangkan cupang raksasa tersebut sehingga dicapai ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Pada tahun 2001 Uncle Sala mulai memasarkan cupang raksasanya dan menamakannya Giant Betta. Setahun kemudian dikirimnya giant betta ini mengikuti kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Ketika itu harga seekor giant betta ditawarkan di Aquabid seharga US$ 1000 dan terjual.
Pada awalnya untuk mencapai ukuran 3 inchi (7.5 cm) dibutuhkan waktu 8-9 bulan namun sekarang untuk mencapai ukuran yang sama dapat dicapai hanya dalam waktu 5 bulan saja. Sementara sirip dan warna sudah berkembang semakin bervariasi sehingga didapat giant halfmoon, giant double tail, giant serit. Ukuran terbesar yang dapat ditemukan adalah 5 inchi (12.5 cm) pada giant berumur lebih dari 1 tahun.
Cupang alam
Indonesia dikenal sebagai sumber cupang alam terbesar di dunia, lebih dari tiga perempat jenis cupang alam dapat dijumpai pulau-pulau tanah air kita. Sayangnya cupang alam masih belum mendapatkan perhatian yang layak dari para penghobby domestik, padahal penghobby cupang di luar negeri sangat gandrung akan cupang alam bahkan IBC dalam thema Konvensinya tahun 2009 mengangkat cupang alam dan memamerkan koleksi cupang alam asli Indonesia dalam jumlah yang besar dan dengan antusiasme luar biasa untuk memilikinya.
Cupang alam sangat banyak sekali jenisnya. Tergolong dalam dua jenis yakni bubblenester atau berkembang biak dengan membuat sarang busa dan moothbrooder atau berkembang biak dengan mengerami telur dan burayaknya dalam mulut. Keduanya memiliki ukuran yang berbeda-beda, yang kecil dibawah 7 cm dan yang besar berukuran diatasnya hingga mencapai 15 cm.
Yang sangat populer adalah betta channoides, betta albimarginata, betta macrostoma, betta imbelis, betta patoti dan betta coccina. Umumnya dijumpai di pulau Kalimantan dan Sumatera. Bahkan terdapat satu jenis yang berasal dari Aceh yang sempat dinyatakan punah ternyata dapat diketemukan kembali dan saat ini berusaha dikembang biakan yakni betta rubra.
Cupang alam menjadi primadona eksport cupang hias Indonesia saat ini, ditengah turunnya harga cupang hias betta splendens di pasaran luar negeri, perkembangan ini sangat menggembirakan. Sayangnya masih banyak cupang alam yang belum dapat dibudidayakan sehingga menjadi tugas kita untuk melestarikannya dan menjadikannya primadona cupang hias asli Indonesia.
Tuesday, August 25, 2009
Cupang Raksasa - trend terbaru cupang















Tahun ini dua kali saya hadir dalam kontes berskala internasional, Aquarama 2009 di Singapura dan Thai Open 2009 di Bangkok, Thailand. Tidak diduga peserta yang terbanyak dalam satu kelas adalah giant. Kelas giant di Aquarama 2009 walaupun hanya satu kelas telah diikuti lebih dari seratus peserta, atau seperempat dari total peserta kontes tahun ini. Sementara di Thailand Open 2009 ada 6 kelas khusus giant yang meliputi giant plakat halfmoon, giant plakat tradisional, giant HM, dan giant serit. Tidak tanggung-tanggung Thai Open 2009 menyediakan satu piala Grand Champion untuk cupang giant terbaik dari kesemua kelas giant.

Giant atau raksasa adalah cupang yang berukuran lebih dari normal, hingga mencapai 12 cm. Cupang raksasa ini terlihat sangat besar dengan bentuk tubuh yang tebal. Karena besarnya, terlihat cupang ini tidak seaktif cupang normal, namun tetap memiliki keagresivitasan sebagaimana layaknya cupang. Insang terbuka dengan gerakan siap menyerang selalu diperlihatkan ketika bertemu musuhnya. Sirip akan dinaikin seakan memperlihatkan kemarahannya. Keindahan cupang hias masih terlihat namun untuk cupang raksasa jenis halfmoon dan serit belum didapat bentuk sirip yang sekokoh cupang halfmoon dan serit yang normal.

Sejarah cupang raksasa

Adalah Mr. Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Mr. Natee, peternak Thai pemilik Diamond Fish Farm yang pertama kali mengembangbiakan cupang raksasa pada tahun 1999. Mereka mendapatkan seekor cupang plakat yang memiliki panjang 4 inchi (10 cm) dikolam mereka dan memiliki ide untuk mengembangkan cupang tersebut. Mereka mencari indukan betina yang besar dari sekitar 300 an kolam mereka untuk pasangan si cupang plakat raksasa yang mereka miliki. Dengan tidak pantang menyerah mereka mengawin silangkan cupang raksasa tersebut sehingga dicapai ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Pada tahun 2001 Uncle Sala mulai memasarkan cupang raksasanya dan menamakannya Giant Betta. Setahun kemudian dikirimnya giant betta ini mengikuti kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Ketika itu harga seekor giant betta ditawarkan di Aquabid seharga US$ 1000 dan terjual.
Pada awalnya untuk mencapai ukuran 3 inchi (7.5 cm) dibutuhkan waktu 8-9 bulan namun sekarang untuk mencapai ukuran yang sama dapat dicapai hanya dalam waktu 5 bulan saja. Sementara sirip dan warna sudah berkembang semakin bervariasi sehingga didapat giant halfmoon, giant double tail, giant serit. Ukuran terbesar yang dapat ditemukan adalah 5 inchi (12.5 cm) pada giant berumur lebih dari 1 tahun.
Kontes cupang raksasa di Indonesia
Kontes cupang raksasa pertama kali diadakan di Indonesia pada tahun 2007 bulan Agustus di Lapangan Banteng pada The Jakarta International Betta Competition yang diorganisasi oleh Klub InBS (Indo Betta Splendens). Diikuti lebih dari 10 peserta yang umumnya dari luar negeri. Dalam kontes yang sama tercipta rekor MURI untuk jumlah peserta kontes cupang terbanyak di dunia. Sekarang kontes cupang giant sudah semakin sering diadakan dan kelasnya pun semakin bertambah seiring dengan bertambahnya populasi dan penggemar cupang raksasa di Indonesia.

Kamis, 22 Desember 2011

Ragam Jenis Pakan Cupang Hias

Ragam Jenis Pakan Cupang Hias

Bagi makhluk hidup, pakan merupakan syarat untuk hidup, tak terkecuali cupang. Pakan digunakan untuk menghasilkan energi. Dengan energi itulah tubuh dapat melakukan metabolisme dan bergerak. Tanpa energi, organ tubuh tidak dapat begerak dan berfungsi. Selain sebagai penghasil energi, pakan berfungsi untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak. Dengan begitu, bagian tubuh yang terluka bisa sembuh kembali.

Pakan yang dapat diberikan pada cupang ada dua macam, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Di antara kedua jenis pakan tersebut terdapat kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, peternak perlu memperhatikan perbedaan kedua jenis pakan tersebut agar dapat menentukan saat yang tepat untuk menggunakan pakan alami atau pakan buatan.


Pakan Alami
Pakan alami biasa diberikan dalam keadaan hidup tanpa melalui proses pengolahan terlebih dulu. Pakan alami dapat diperoleh dengan mudah di lingkungan sekitar kita. Cara memperolehnya pun cukup mudah, yaitu menggunakan serokan.


Setidaknya, terdapat empat jenis pakan alami yang biasa diberikan untuk ikan cupang, yaitu jentik nyamuk, kutu air, cacing sutera, dan infusoria. Adapun deskripsi dan teknik pengulturan keempat pakan alami tersebut adalah sebagai berikut.

Jentik nyamuk

Jentik atau larva nyamuk ini biasa disebut pula dengan istilah cuk atau uget-uget (Jawa). Tubuh jentik nyamuk terlihat berulir dan berwarna kelabu kehitaman. Adapun panjang tubuhnya berkisar 10—25 mm. Siklus hidup jentik nyamuk sejak menetas hingga menjadi nyamuk dewasa sekitar 5—6 hari.

Terdapat beberapa jenis jentik nyamuk, tergantung jenis nyamuk induknya. Namun, secara umum jenis jentik nyamuk tersebut dapat dikonsumsi oleh ikan cupang. Jentik berumur 2—3 hari sangat cocok untuk cupang berumur 2—3 bulan. Adapun kandungan nutrisi yang terkandung dalam jentik nyamuk yaitu protein 15,58%; lemak 7,81%; serat 3,46%; dan abu 1,4%.
Pengambilan di alam

Pengambilan jentik nyamuk di alam dilakukan dengan menggunakan serok dari bahan kain kasa halus. Serok yang digunakan berbentuk kerucut berdiameter 15 cm dengan tinggi kain sekitar 30 cm.

Hasil penyerokan sebaiknya tidak langsung diberikan pada ikan. Hal tersebut disebabkan hasil tangkapan masih kotor dan di antara populasi cuk tersebut terdapat ulat kecil berwana kelabu atau hitam. Jika termakan, ulat kecil tersebut masih sulit dicerna oleh anakan ikan sehingga ikan akan sulit membuang kotorannya. Akibatnya, perut anak ikan akan membesar dan terserang penyakit perut kembung (hydrop’s). Penyakit ini sangat sulit diobati dan ikan yang terserang akan mati hanya dalam waktu satu minggu. Oleh sebab itu, jentik nyamuk harus dibersihkan dulu sebelum diberikan pada ikan.

Pembersihan larva nyamuk dapat dilakukan dengan cara berikut. Pertama, siapkan wadah berisi air yang sudah dibubuhi antibiotika berbahan aktif tetrametil para amino trifenil seperti Gold100 atau Blitz Icth. Berikan antibiotika tersebut dengan dosis satu tetes untuk 6—8 liter air. Tuang jentik nyamuk dalam serok berlubang lebih besar ke dalam wadah penampungan. Selain berfungsi untuk memisahkan jentik nyamuk dengan kotoran, perlakuan tersebut berfungsi untuk membunuh bakteri icth yang mungkin terbawa bersama jentik nyamuk.
 
Teknik pengulturan

Pengulturan larva nyamuk paling mudah dilakukan karena dapat menggunakan wadah apa pun asalkan dapat menampung air. Untuk mengulturkan larva nyamuk sejumlah pakan untuk sepuluh ekor ikan cupang membutuhkan wadah berukuran minimal 50 cm x 50 cm. Media hidup larva nyamuk dapat menggunakan air limbah dapur bekas mencuci piring yang mengandung nasi atau sampah sisa sayuran. Namun, air limbah dapur tersebut hendaknya tidak mengandung banyak sabun dan minyak.

Adapun tahap pengulturan jentik nyamuk dilakukan sebagai berikut.

1)            Bersihkan dan saring air limbah dapur dengan serokan dan masukkan ke dalam wadah pengulturan.

2)            Letakkan wadah pengulturan tersebut di tempat teduh dan biarkan selama satu minggu hingga terlihat larva nyamuk di dalamnya.

3)            Panen larva nyamuk tersebut dengan serokan kecil berdiameter 10 cm yang terbuat dari kain perca (kain berlubang halus).

4)            Buang kepompong nyamuk jika jumlahnya di permukaan air sudah terlalu banyak.

5)            Tambahkan air limbah yang baru jika air media terlihat menyusut jumlahnya.

Sumber foto: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/18/Mosquito_larva.jpg

Kutu air

Kutu air yang biasa diberikan pada ikan cupang yaitu Daphnia sp. Kutu berupa jasad renik ini berukuran 0,2—0,5 mm dan tubuhnya terlihat berwarna kemerahan. Adapun hidupnya mengambang di air dan berkelompok hingga jutaan ekor sehingga permukaan air tampak berwarna kemerahan.

Kutu air sangat baik diberikan pada burayak ikan berumur 7—30 hari. Pemberian secara ad libitum (tersedia dalam jumlah banyak selama beberapa hari) dapat mencegah perkelahian antarcupang yang masih berada dalam kolam. Adapun kandungan nutrisi Daphnia sp. yaitu protein 5%, lemak 5%, dan serat 9%.



Pengambilan di alam

Pengambilan kutu air di alam dilakukan dengan menggunakan serokan dari bahan kain kasa. Serokan yang digunakan berdiameter 20—30 cm dengan tinggi kain 10—15 cm.

Kutu air yang baru diambil di alam selanjutnya ditampung dalam wadah berisi air yang sebelumnya telah dibubuhi antibiotika. Pemberian antibiotika merupakan langkah pencegahan terhadap serangan bakteri Saprolegnia sp. dan serangan jamur Icthtyopthyrius multifilliis yang terbawa bersama kutu air.

Setelah dibersihkan, kutu air harus dipisahkan terlebih dulu dari jasad renik lainnya. Adapun jasad renik lain tersebut adakalanya berbentuk seperti kutu air, tetapi tidak layak dikonsumsi oleh ikan. Cara memisahkan kutu air tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.

Pertama, tutup setengah bagian permukaan air dengan daun pisang kering. Setelah tiga jam, ganti daun pisang tersebut dengan daun pisang kering yang baru. Biasanya, jasad renik yang tidak layak konsumsi akan melekat pada daun pisang kering. Setelah 2—3 kali penggantian daun pisang kering, semua kutu air yang berada di kolom dan permukaan air dapat dikonsumsi oleh ikan. Lakukan pengambilan dengan serokan secara perlahan dan berikan pada ikan atau tempatkan pada wadah lain.

 
Teknik pengulturan

Pengulturan kutu air membutuhkan wadah kultur berupa bak semen dengan ukuran minimal 50 cm x 50 cm x 30 cm. Wadah kultur tersebut harus ditempatkan di tempat yang teduh. Media kultur yang digunakan berupa air yang telah dicampur dengan kotoran ayam. Adapun langkah pengulturan kutu air dilakukan sebagai berikut.

1)            Masukkan air ke dalam wadah hingga setinggi 15—20 cm atau setengah bagian tinggi bak semen.

2)            Taburkan dan campurkan tiga sendok makan kotoran ayam kering ke dalam air dalam wadah kultur sehingga terbentuk air media kultur. Biarkan hingga tiga hari.

3)            Siapkan bibit kutu air dari alam sebanyak 250 g dan masukkan ke dalam kantong plastik.

4)            Masukkan bibit kutu air tersebut ke dalam air media.

5)            Tutup rapat bagian atas wadah adar suasana di dalamnya menjadi gelap dan biarkan selama satu minggu.

6)            Setelah satu minggu, lakukan pemanenan secara perlahan. Usahakan agar air media tidak teraduk saat panen sehingga mengakibatkan kematian pada kutu air.

7)            Tutup kembali wadah agar tidak terkena sinar matahari langsung.

8)            Lakukan peremajaan sebulan sekali dengan jalan mengganti air media, menambahkan kotoran ayam, dan memasukkan kutu air yang baru. Adapun langkahnya sama dengan langkah 1—7. 


Sumber foto: http://www.appslabs.com.au/images/Daphnia%20with%20eggs%201.jpg

Cacing sutera

Cacing sutera (Tubifex) juga dikenal dengan nama cacing rambut. Cacing sutera berukuran 0,5—1 cm dan berwarna merah. Cacing ini hidup bergerombol di dalam lumpur sungai dan mudah dijumpai di tepian sungai kecil yang dangkal dan keruh.

Cacing sutera biasa diberikan pada ikan cupang berumur di atas satu bulan. Pada umur tersebut ikan cupang sangat membutuhkan pakan yang mengandung lemak tinggi. Adapun kandungan nutrisi cacing sutera yaitu protein 48%, lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, dan asam nukleat (nucleic acid) 1%.

 
Pengambilan di alam

Dibandingkan dengan pengambilan jentik nyamuk, pengambilan cacing sutera relatif lebih sulit dilakukan. Hal tersebut disebabkan karena cacing bercampur dengan lumpur. Pengambilan cacing dilakukan dengan serokan dari kain kasa halus berdiameter 30 cm dan tinggi kain 20 cm. Oleh sebab harus mengangkat cacing yang bercampur dengan lumpur, rangka serokan yang digunakan harus kuat.

Adapun proses pengambilan cacing sutera dapat dilakukan dengan cara berikut.

1)            Masukkan lumpur serta sampah-sampah kecil yang menjadi tempat melekatnya cacing sutera ke dalam serokan.

2)            Masukkan serokan berisi lumpur dan sampah tersebut pada air mengalir.

3)            Ayak dan aduk lumpur dalam serokan hingga cacing terbebas dari lumpur dan lumpur ke luar dari dalam serokan.

4)            Buang sampah yang masih berada dalam serokan.

5)            Angkat serokan dan biarkan airnya menetes hingga tersisa gumpalan cacing sutera.

6)            Masukkan gumpalan cacing sutera ke dalam wadah berisi air bersih dan tutup rapat selama tiga jam. Setelah tiga jam, cacing sutera menggumpal di pinggir wadah sehingga mudah dipanen.
Teknik pengulturan
Pengulturan cacing sutera agak rumit dibandingkan pengulturan jenis pakan alami lainnya. Hal ini disebabkan kultur dilakukan di alam, misalnya di dekat sungai atau di selokan. Wadah kultur dapat berupa kolam tanah dengan panjang minimal 5 m, lebar 50 cm, dan kedalaman 30 cm. Pada kolam perlu dibuat pintu air masuk (inlet) dan pintu air keluar (outlet). Pada kedua pintu air tersebut dipasang kawat kasa untuk menyaring kotoran agar tidak masuk ke dalam kolam. Selanjutnya, alirkan air sungai ke dalam kolam tanpa harus menebarkan bibit cacing sutera. Setelah satu bulan, cacing sutera sudah dapat dipanen. Perlu diingat, kultur cacing sutera sangat tergantung dari kualitas sumber airnya. Jika sungai tercemar limbah beracun, cacing sutera akan mati.


Sumber foto: http://indo-data.com/pdimage/99/741799_cacing.jpg

Minggu, 18 Desember 2011

budidaya cupang

Budidaya Ikan Cupang Yang Memikat

ikan cupang 300x230 Budidaya Ikan Cupang Yang MemikatPenggemar ikan cupang makin hari makin banyak, baik itu dari kalangan anak kecil hingga dewasa. Karena ikan hias tersebut selain rupanya yang cantik juga dapat merupakan tentera yang menarik bila diadu. Ikan ini juga sering disebut ikan laga dan nama latinnya adalah Betta splendens, termasuk dalam famili Anabantidae (Labirynth Fisher). Ekor dan sirip ikan cupang ketika mengembang sungguh memikat para pecinta ikan hias. Warna ikan yang biasa dikenal dengan ikan beta ini sungguh menarik, serta untuk budidaya satwa ini juga tidak membutuhkan tempat yang luas, sehingga bisa dilakukan di rumah.
Konsumen ikan cupang ini adalah para pecinta ikan hias, dan sebagian anak-anak, serta mahasiswa kos yang biasanya menghiasi kamarnya dengan ikan hias. Modal yang dibutuhkan dalam pembudidayaan ikan cupang juga tidaklah besar. Kita hanya mengeluarkan modal sebesar Rp. 5.000.- s/d Rp. 10.000,- untuk sepasang ikan cupang, sebagai indukan. Sebagai wadah tempat ikan atau aquariumnya, kita juga bisa memanfaatkan bekas botol air kemasan yang tentunya kita bisa mendapatkan dengan mudah di sekitar lingkungan rumah. Untuk pakan ikan cupang tidaklah memerlukan pakan ikan yang mahal-mahal, cukup carikan nyamuk mati, jentik-jentik nyamuk atau sisakan beberapa serat daging dari lauk pauk yang kita makan sehari-hari.
Kita juga bisa menjual anakan ikan cupang ke pasaran dengan harga Rp. 1000,- per ekor. Dari sepasang induk ikan cupang bisa dihasilkan 100 s/d 200 anak ikan cupang. Jadi, jika kita hitung keuntungan yang diperoleh dari hal tersebut lumayan besar. Apalagi kalau kita bisa menghasilkan ikan cupang kualitas aduan, kontes atau bahkan kualitas ekspor. Kita bisa mendapatkan ratusan ribu rupiah per ekor.
Namun, tentunya kita juga harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana mengawinkan ikan cupang hingga berterlur dan menetaskannya. Ikan cupang jantan dan betina meiliki ciri-ciri khusus untuk dipijahkan (berkembang biak):
Ciri-ciri khas yang dimiliki ikan cupang:
Ciri-ciri khas yang dimiliki oleh ikan cupang hias jantan adalah selain warnanya yang indah, siripnya pun panjang dan menyerupai sisir serit, sehingga sering disebut cupang serit. Sedangkan ikan betina warnanya tidak menarik (kusam) dan bentuk siripnya lebih pendek dari ikan jantan.
Ciri ikan jantan untuk dipijahkan:
  • Umur ± 4 bulan.
  • Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah.
  • Gerakannya agresif dan lincah.
  • Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit).
Ciri-ciri ikan betina:
  • Umur telah mencapai ± 4 bulan
  • Bentuk badan membulat menandakan siap kawin.
  • Gerakannya lambat.
  • Sirip pendek dan warnanya tidak menarik.
  • kondisi badan sehat.
Pemijahan dan perawatan ikan
Setelah induk cupang hias dipersiapkan begitu pula dengan wadahnya maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan, yaitu:
  1. Persiapkan wadah baskom/akuarium kecil dan bersih.
  2. Isi wadah dengan air bersih dengan ketinggian 15 – 30 Cm.
  3. Masukkan induk ikan cupang jantan lebih dahulu selama 1 hari.
  4. Tutup wadah dengan penutup wadah apa saja.
  5. Sehari kemudian (sore hari) induk betina telah matang telur dimasukan ke dalam wadah pemijahan.
  6. Biasanya pada pagi harinya ikan sudah bertelur dan menempel disarang berupa busa yang dipersiapkan oleh induk jantan.
  7. Induk betina segera dipindahkan dan jantannya dibiarkan untuk merawat telur sampai menetas.
Pembesaran anak
  1. Ketika burayak ikan cupang sudah dapat brenang dan sudah habis kuning telurnya, sudah harus disiapkan media yang lebih besar untuk tempat pembesaran.
  2. Pindahkan anakan bersama induk jantannya.
  3. Kemudian benih ikan diberi makanan kutu air dan wadah ditutup.
  4. Sepuluh hari kemudian anak ikan dipindahkan ke tempat lain.
  5. Dan selanjutnya setiap satu minggu, ikan dipindahkan ke tempat lain untuk lebih cepat tumbuh.
Sumber gambar: http://bengkulu10.files.wordpress.com/2008/01/mustardgreenhalfmoon.jpg

ikan cupang

Cupang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
?Cupang
B. splendens
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Osphronemidae
Genus: Osphronemus
Bleeker, 1850
Spesies: Betta Sp.
Nama binomial
B. persephone
B. picta - Cupang bintik
B. pugnax - Cupang penang
B. splendens - Cupang petarung
[1][2]
Cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar. Di Indonesia terdapat cupang asli,salah satunya adalah Betta channoides yang ditemukan di Pampang, Kalimantan Timur.
Ikan cupang adalah salah satu ikan yang kuat bertahan hidup dalam waktu lama sehingga apabila ikan tersebut ditempatkan di wadah dengan volume air sedikit dan tanpa adanya alat sirkulasi udara (aerator), ikan ini masih dapat bertahan hidup.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Jenis

Perkembangan variasi ditinjau dari segi bentuk dan warna terbilang pesat dalam beberapa generasi terakhir. Beberapa jenis cupang yang dikenal sekarang ini: [3]
Ikan cupang di atas dikenal sebagai mouth breeder yaitu ikan cupang yang mengerami telurnya di dalam mulut, sedangkan kelompok di bawah ini yang merupakan kerabat ikan cupang (betta), yang membangun sarangnya dengan busa (bublle nest)
  • Betta akarensis (Sarawak Betta)
  • Betta coccina (Clorat's Betta)
  • Betta bellica (Standard's Betta)
  • Betta tesyae (Peaceful Betta)
  • Betta smaragdina (Emerald Betta)
  • Betta imbelis (Slugger's Betta)
  • Betta splendens (Siamese Fighting Fish)
Jenis ikan cupang lain yang dikenal sebagai:

[sunting] Cupang hias

Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
  • Halfmoon (setengah bulan), cupang jenis ini memiliki sirip dan ekor yang lebar dan simetris menyerupai bentuk bulan setengah. Jenis cupang ini pertama kali dibudidaya di Amerika Serikat oleh Peter Goettner pada tahun 1982.
  • Crowntail (ekor mahkota) atau serit, cupang jenis ini pertama kali dibudidayakan oleh seorang peternak cupang yang tinggal di daerah Jakarta barat, tepatnya didaerah slipi skitar tahun 1968[rujukan?]( oleh karena itu slipi di sebut juga sebagai pusat ikan cupang hias,nya indonesia ) Ciri utamanya adalah sirip dan ekornya yang menyerupai sisir sehingga di namakan serit.
  • Double tail (ekor ganda)
  • Plakat Halfmoon
  • giant (cupang raksasa), cupang jenis ini merupakan hasil perkawinan silang antara cupang biasa dengan cupang alam, cupang jenis ini ukurannya bisa mencapai 12 cm